Sabtu, 07 Februari 2015

Alat Kontrasepsi terbaru untuk Wanita


Alat Kontrasepsi Terbaru
Alat Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mencegah pembuahan sehingga memungkinkan pasangan suami istri untuk mengatur jarak kelahiran keturunannya. Negara berkembang termasuk Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar, sangat mendukung Penggunaan Alat Kontrasepsi. Hal tersebut untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga lebih mudah meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dan untuk mendukung program tersebut maka pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana (KB), dan juga mendorong pembuatan alat Kontrasepsi Terbaru yang lebih efektif dan efisien yang bisa digunakan untuk wanita maupun pria.
AlatKontrasepsi, biasanya juda digunakan oleh pasangan suami istri yang ingin menunda atau belum ingin memiliki anak untuk mencegah kehamilan dengan berbagai alasan tertentu. Penggunaan kontrasepsi juga bisa digunakan oleh suami atau istri untuk mencegah kehamilan, karena alasan medis. Dalam artian apabila terjadi kehamilan, maka dapat berdampak buruk bagi kesehatan wanita/ istri.
Adapun beberapa Alat Kontrasepsi Terbaru untuk Wanita, adalah sebagai berikut:
  • Cincin 'organ intim', adalah alat kontrasepsi yang sangat fleksibel, berdiameter sekitar 5 cm dan mengandung hormon sintesis dosis rendah. Cara Pemasangan Alat Kontrasepsi Cincin adalah ditempatkan di dalam organ intim wanita selama 3 minggu dan dapat dilepas setelah satu minggu berikutnya setiap bulan. Alat Kontrasepsi ini akan melepaskan hormon yang langsung diserap dinding organ reproduksi wanita, sehingga tidak terjadi pembuahan.
  • Kontrasepsi spons, berbentuk mirip spons yang digunakan untuk sekali pakai. Kontrasepsi ini mengandung spermisida, yang ditempatkan di atas leher rahim. Setelah pemasangan, alat kontrasepsi ini akan tetap efektif selama 24 empat jam. Selain mencegah pembuahan, alat kontrasepsi ini juga akan melindungi dari penyakit kelamin / PMS dan HIV.
  • Patch (koyo KB), adalah alat kontrasepsi yang berbentuk mirip plastik elastis kecil dan tipis. Penggunaan alat kontrasepsi ini adalah ditempelkan di kulit bawah perut, dan untuk selanjutnya akan melepaskan hormon (hormone yang sama dengan pil KB), untuk mencegah pembuahan.
Gambar Penggungan Koyo KB

Makalah Komunikasi Interpersonal



BAB I
PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.

2.   Rumusan Masalah
a.   Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal ?
b.   Faktor-faktor apa saja yang menghambat komunikasi interpersonal ?

3.      Tujuan
a.       Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari komunikasi interpersonal
b.      Agar mahasiswa mengetahui faktor-faktor penghambat komunikasi interpersonal.


BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan , manajemen konfilk, serta proses-proses organisasi lainnya.
Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi ulama dalam berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial . Sementara komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).
Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau penting lainnya.
Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi, serta komputer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.
Tujuan komunikasi boleh jadi memberikan keterangan tentang sesuatu kepada penerima, mempengaruhi sikap penerima, memberikan dukungan psikologis kepada penerima, atau mempengaruhi penerima.

2.      Faktor-faktor penghambat komunikasi interpersonal
Adapun faktor-faktor penghambat dari komunikasi interpersonal yaitu :
a.       Factor individual
Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari factor fisik maupun kepekaan pancaindera (kemampuan untuk melihat dan mendengar), usia dan jenis kelamin, sudut pandang atau nilai-nilai yang dianut, serta factor social diantaranya sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam masyarakat, status social dan peran social.
b.      Factor yang berkaitan dengan interaksi
Meliputi tujuan dan harapan terhadap komunikasi , sikap terhadap interaksii, serta pembawaan diri seseorang terhadap orang lain seperti kehangatan, perhatian, dukungan.


c.       Factor situasional
Situasi selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi, lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya merupaka situasi yang sangat mendukung, begitu pula sebaliknya.
d.      Kompetensi dalam melakukan percakapan
Agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memilii kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi yang harus dipenuhi tersebut meliputi :
a.   Empati (empathy) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain
b.   Perspektif social adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi.
c.              Kepekaan (sensivity) tehadap sesuatu hal dalam KIP/K
d.   Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP/K
e.   Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan komunikan.
f.    Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatandalam berinteraksi
Adapun Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
1.      Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
2.      Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b. Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
a.   Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b.   Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
c. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
d.   Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
3.   Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
a.   Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
b.   Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
4.   Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untukmengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalamExplorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.

2.      Saran
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atau ide yang dipertukarkan.


DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni.1995.Komunikasi organisasi.Jakarta:Bumi Aksara.
A.G.Lunadi.1987. Komunikasi Mengena.Yogyakarta:Kanisius.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company

Penuntun Belajar Penjahitan Perineum

PENUNTUN BELAJAR

NAMA KETERAMPILAN               : PENJAHITAN PERINEUM
NAMA MAHASISWA                     : …………………………………….
NAMA DOSEN PEMBIMBING      : …………………………………….
HARI/TANGGAL                             : …………………………………….

Nilai kinerja setiap langkah-langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1.   Perlu perbaikan  : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2.   Mampu                 : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3.       Mahir                   : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NO
LANGKAH – LANGKAH KERJA
SKALA NILAI
1
2
3
Persiapan Penjahitan
1.
Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan :
·      Bak instrumen steril berisi : sepasang sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit otot dan kulit, chromic catgut atau catgut no. 2/0 atau 3/0, pinset, gunting benang dan kassa steril
·      Alat suntik sekali pakai 10 ml dibuka dan dimasukkan ke dalam heacting set
·      Satu ampul lidokain 1% dipatahkan
·      Kain bersih
·      Kapas DTT
·      Air DTT
·      Lampu sorot / senter yang diarahkan ke vuva/perineum ibu
·      Larutan klorin 0.5%



2.
Persiapan petugas :
·      Apron plastik, masker, kacamata pelindung
·      Sarung tangan DTT/steril
·      Alas kaki/sepatu boot karet



3.
Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi litotomi



4.
Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kain bersih dan kering



5.
Pakai sarung tangan DTT atau steril



6.
Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1%, dengan teknik satu tangan, letakkan kembali ke dalam wadah heacting set



7.
Lengkapi pemakaian sarung tangan pada ke dua tangan



8.
Pasang kain bersih di bawah bokong ibu



9.
Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah atau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada daerah perineum



10.
Beri tahu ibu akan disuntik



11.
Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum, masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka



12.
Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi ( cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan gangguan denyut jantung hingga tidak teratur )



13.
Suntikkan cairan lidokain 1% secukupnya sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum



14.
Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik. ( Bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah bagian dalam robekan – alur suntikan anastesi akan berbentuk seperti kipas : tepi perineum, dalam luka, tepi mukosa vagina )



15.
Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk ke dua tepi robekan



16.
Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari anastesi



Penjahitan Robekan
17.
Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan. Rabalah dengan ujung jari anda seluruh daerah luka. Lihatlah dengan cermat dimana ujung luka tersebut



18.
Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang tampon atau kassa ke dalam vagina ( sebaiknya menggunakan tampan bertali )



19.
Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum



20.
Pasang benang jahit pada mata jarum



21.
Lihat dengan jelas batas luka episiotomi



22.
Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina ibu.



23.
Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangn. Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan risiko terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B



24.
Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung  benang yang bebas ( ujung benang tampa jarum ) hingga tersisa kira-kira 1 cm



25.
Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran himen.



26.
Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak lukanya.



27.
Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai ujung luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang dalam



28.
Setelah mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum anda dan mulailah menjahit ke arah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina. Kini anda membuat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung



29.
Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka perineal kembali ke vagina di belakang cincin himen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.



30.
Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati



31.
Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. Jika ujung dipotong terlalu pendek, jahitan mungkin akan bisa terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh jahitan episiotomi akan menjadi longgar dan terlepas



32.
Masukkan jari anda ke dalam rektum



33.
Rabalah puncak dinding rektum untuk mengetahui apakah ada jahitan. Jika anda meraba ada jahitan, maka pastikan agar anda memeriksa kembali rektum tersebut 6 minggu pasca kelahiran. Jika belum sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni, anda merasakan adanya fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke dokter



34.
Periksa ulang kembali untuk memastikan bahwa anda tidak meninggalkan apapun seperti kassa, tampon, instrumen di dalam vagina ibu



35.
Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun



37.
Keringkan dan buat ibu merasa nyaman



38.
Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan daerah perineum dengan sabun dan air 3 sampai 4 kali setiap hari. Kalau tidak, ia harus menjaga agar perineumnya tetap kering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan memasukkan benda apapun ke dalam vaginanya



39.
Dan mintalah agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar anda bisa memeriksanya kembali



50.
Jika memungkinkan, periksa perineum setiap hari selama 3-4 hari. Lihat, kalau-kalau ada bintik merah, nanah atau jahitan yang lepas atau terbuka, atau hematoma. Hematoma bisa tampak seperti luka lecet  atau pembengkakan yang mengkilap. Periksa dengan cermat untuk mengetahui apakah ia bertambah besar. Jika panjangnya lebih dari 3-4 cm, rujuklah ibu tersebut ke rumah sakit agar hematoma tersebut bisa dibuka danbekuan darahnya bisa dibuang lalu dijahit kembali